Wednesday, June 15, 2011

Identifikasi Dunia IT sebagai Dunia yang kompleks

Pada dasarnya Dunia IT lahir agar dapat menyederhanakan permasalahan yang kompleks, tapi pada akhirnya IT itu sendiri pun dapat melahirkan kompleksitas dengan kemudahan yang ditawarkannya. Kita tidak heran lagi bahwa semakin banyak orang yang terbuai akan teknologi modern sekarang. Orang-orang ramai membicarakan tentang teknologi terakhir yang mereka gunakan. Teknologi ini pun awalnya datang untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia agar menjadi lebih efisien, yang artinya pekerjaan banyak dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.

Akan tetapi, teknologi yang semakin maju ini pun membawa masalah kompleksitas bagi usernya. Contohnya saja, ketika seorang yang bekerja dibidang animasi multimedia, dia pasti sangat terbantu dengan adanya hardware serta software yang dapat membantunya bekerja sehingga dia tidak lagi menggunakan teknologi konvensional seperti menggambar di kertas. Semua karyanya pun di buat dengan komputer yang dia gunakan. Software untuk design multimedia pun membantu pekerjaannya dia bisa membuat karya yang bagus, karena seorang yang bekerja di bidan ini dituntut akan kualitas karyanya. Tapi taukah anda bahwa komputer yang digunakan untuk seorang yang bekerja di bidang ini diharuskan mempunyai spesifikasi yang tinggi?. Hardware yang dibutuhkannya untuk menghasilkan karya yang maksimal tidak bisa "setengah-setengah". Hal ini pun membawanya kepada pemborosan energi dan biaya. Kenapa? karena kita tau bersama bahwa pengoprasian komputer dengan spesifikasi tinggi saat ini membutuhkan daya yang cukup besar dan biaya yang digunakan untuk membeli semua perlengkapannya pun tidak sedikit. Saya pernah membaca sebuah kasus dimana orang tersebut memiliki perangkat komputer yang memakan 1000watt hanya untuk sebuah VGA card.

Dari sebuah sumber menyebutkan bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh Rakesh Kumar dan Lars Mieritz dari Gartner. Menurut penelitian mereka, penggunaan komputer lah yang ternyata menjadi biang keladi pemborosan energi. Mereka meneliti beberapa perangkat elektronika. Dalam uji alat tersebut, penyumbang emisi karbon yang bisa mempercepat global warming ternyata peringkat pertamanya adalah komputer. Jumlahnya mencapai 40 persen. Sedangkan peringkat kedua dengan jumlah 23 persen adalah data center, dan peringkat selanjutnya sistem telekomunikasi jaringan tetap. Hal ini diperkuat lagi dengan fakta yang diungkap oleh Kevin Klustner, CEO dari Verdiem, sebuah perusahaan monitoring dan manajemen energi. Menurut hasil kajiannya, konsumsi energi listrik bagi komputer di seluruh dunia mencapai 80 miliar kwh setiap tahun. Dan, tahukah Anda? Ternyata, sekitar dua per tiganya atau setara dengan US$5,4 miliar, terbuang sia-sia. Sangat disayangkan bukan?.

Hal ini merupakan contoh wujud dari kompleksitasi di Dunia IT dimana setiap orang meiliki hak untuk menggunakan teknologi modern yang ada. Akan tetapi, teknologi pun dapat menghasilkan masalah baru untuk penggunannya. Hal inilah yang menuntut kita untuk selalu bijak dalam memilih teknologi yang kita gunakan serta tujuan dan manfaat yang kita dapatkan dari teknologi tersebut. Kita bisa meminimalisir hal ini dengan menciptakan teknologi-teknologi yang baru yang lebih ramah lingkungan. Mari kita jinakkan teknologi dengan teknologi.

cr:
http://www.maestroglobal.info/mengurangi-kompleksitas-teknologi-informasi/
http://fitria.darmajaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52%3Ahemat-energy&catid=3%3Anewsflash&Itemid=54

No comments:

Post a Comment