Tuesday, August 17, 2010

Teknologi Komputer di Awan (Cloud Computing)


Istilah cloud computing mulai digunakan sejak sekitar 3 tahun yang lalu berhubungan dengan service atau infrastruktur yang dapat disewakan melalui jaringan, khususnya internet. Walaupun begitu, gagasan untuk menyewakan sebuah perangkat, selain menjual, bukan hal baru dalam dunia IT. Cloud computing adalah sebuah sistem komputasi yang bersifat dinamis dan scalable yang menggunakan berbagai perangkat dan utilitas sebagai service melalui internet. User tidak harus mengerti dengan infrastruktur dari teknologi cloud computing yang digunakannya. Istilah cloud merupakan sebuah metafora dari bentuk internet, sebuah jaringan abstrak dengan infrastruktur yang sangat kompleks.


Kehadiran cloud computing mengubah perspektif tentang penggunaan aplikasi dan penyimpanan data pada suatu jaringan. Kemudahan untuk perluasan, pengendalian, visualisasi dan kustomisasi pada suatu cloud network merupakan sebuah evolusi penting dalam bidang IT. Cloud computing adalah cara untuk mengoptimalkan keunggulan dari penggunaan berbagai aplikasi berbasis web pada semua aspek bisnis, dari skala kecil (privat) hingga besar (publik). Semua pihak dapat dengan mudah mengembangkan sistem jaringannya tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. Berbagai kendala yang umumnya selalu dirasakan pada pengembangan sistem jaringan konvensional, seperti masalah penempatan perangkat keras, spesifikasi masing – masing komputer, dan instalasi setiap aplikasi, dapat diatasi dengan menggunakan sistem cloud computing.

Pada jaringan konvensional, setiap aplikasi harus diinstal pada komputer. Jika aplikasi yang diperlukan banyak, umumnya aplikasi – aplikasi tersebut akan didistribusikan dalam beberapa komputer. Selain itu penempatan data juga tidak mungkin hanya pada satu tempat. Minimal untuk alasan keamanan akan disediakan tempat lain sebagai tempat backup atau replika dari data yang sebenarnya. Jika jaringan akan dikembangkan, tidak jarang infrastruktur jaringan yang ada akan diubah. Perubahan tersebut juga biasanya memaksa untuk penambahan atau pergantian dari berbagai perangkat yang lama. Kemudian jika platform yang digunakan bermacam – macam, maka standarisasi dari setiap aplikasi agar bisa digunakan di seluruh jaringan tidak akan mudah dilakukan.

Konsep dari cloud computing adalah penyediaan keseluruhan aplikasi secara online, intranet atau internet. Semua aplikasi tersebut cukup diakses dengan menggunakan sebuah browser, dan tidak perlu diinstal pada komputer. Keseluruhan bentuk jaringan dan aplikasinya hanya akan ditempatkan pada satu server. Kalaupun diperlukan sebuah server lain untuk backup, maka yang dapat direplikasi tidak hanya databasenya, tetapi keseluruhan jaringannya. Karena bentuk jaringannya adalah virtual, dapat dipastikan pengembangan jaringannya tidak akan memiliki batas. Jaringan dapat dikembangkan seluas dan selengkap mungkin tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. Tidak adanya bentuk fisik dari jaringan tersebut memberikan kebebasan dalam modifikasi jaringan dan masing – masing aplikasi setiap saat. Dikarenakan keseluruhan jaringan cukup diakses dengan browser, maka sudah tentu jaringan tersebut bisa didukung
oleh semua jenis platform. Berbagai kemudahan ini pada akhirnya akan mengoptimalkan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Service – service pada cloud computing dapat diidentifikasi menjadi 3 kategori, yaitu:

• Software as a service (SaaS). Seorang user hanya dapat menggunakan suatu layanan pada jaringan setelah membayar lisensinya. Setiap lisensi akan memiliki masa berlaku, dan setelah waktunya habis, maka user hanya dapat menggunakan layanan tersebut jika telah membeli lisensi yang baru.

• Platform as a service (PaaS). Seorang user dapat membangun keseluruhan jaringan tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian dan pengaturan perangkat fisik. Selain itu setiap aplikasi yang digunakan juga tidak perlu diinstal pada suatu komputer.

• Infrastructure as a service (IaaS). Semua perangkat yang diperlukan telah disediakan pada server. Selain itu user juga dapat membangun suatu utilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang spesifik. Dengan demikian maka pengembangan keseluruhan infrastruktur dapat 100% sesuai dengan bentuk dan kondisi yang diinginkan.

Secara lebih spesifik, komponen – komponen pada cloud computing dapat dibagi menjadi 6 bagian:

• Cloud Application. Cloud application merupakan software – software yang disediakan untuk digunakan oleh user. Software – software tersebut tidak perlu diinstal pada komputer, sehingga user akan bisa menggunakannya pada platform apapun selama ada browser.

• Cloud Client. Cloud client merupakan perangkat yang digunakan untuk mengakses jaringan dan menggunakan aplikasi dari cloud system. Semua perangkat dapat digunakan client selama perangkat tersebut memiliki browser.

• Cloud Infrastructure. Cloud infrastructure adalah bentuk dari keseluruhan jaringan virtual yang digunakan oleh user.

• Cloud Platform. Server menyediakan lingkungan yang dapat digunakan user untuk membangun keseluruhan jaringan tanpa perlu memiliki setiap perangkat fisik yang seharusnya diperlukan.

• Cloud Service. Cloud service adalah setiap perangkat dan aplikasi yang dapat digunakan oleh user secara nyata walaupun lingkungannya virtual.

• Cloud Storage. Cloud storage merupakan fisik sebenarnya dari server yang menyimpan keseluruhan infrastruktur dari jaringan serta aplikasi – aplikasinya.

Cloud computing merupakan kesatuan dari seluruh layanan, perangkat keras, dan sistem perangkat lunak yang dipusatkan pada sebuah datacenter yang menawarkannya. Layanan cloud networking yang dapat digunakan oleh publik disebut Public Cloud. Sedangkan layanan cloud networking yang tidak disediakan untuk publik disebut Private Cloud. Beberapa utilitas yang menyediakan layanan cloud computing adalah Amazon Web Services, Google Apps Engine, dan Microsoft Windows Azure.

Amazon Web Services (AWS) menawarkan berbagai macam service yang sangat mirip dengan service – service yang terdapat pada suatu jaringan konvensional. Dengan demikian membangun jaringan virtual dengan AWS akan sangat mudah dilakukan. Tidak ada limitasi dari penggunaan setiap service pada AWS. Hal tersebut menimbulkan kesulitan penentuan standar dalam infrastruktur – infrastruktur yang dibangun menggunakan AWS.

Google Apps Engine (GAE) dapat digunakan untuk membuat berbagai macam model jaringan. Tidak ada service – service khusus pada GAE. User dapat mengembangkan dengan bebas aplikasi – aplikasi yang dibutuhkan dengan basis Python. Namun pengembangan jaringan menjadi lebih kompleks akan sulit dilakukan dengan GAE dikarenakan standar – standar tersebut.

Microsoft Windows Azure (MWA) mendukung setiap keunggulan dari kedua layanan di atas. User dimungkinkan untuk mengembangkan aplikasi – aplikasi pada MWA dengan basis .NET. User dapat mengembangkan jaringan sesuai kebutuhan, namun MWA juga menetapkan standar – standar yang tidak bisa dilanggar. Sehingga bisa dikatakan MWA merupakan framework - framework aplikasi lengkap yang diimplementasikan dalam jaringan virtual yang memiliki basis yang sama dengan jaringan konvensional.

1 comment: